Kamis, 06 Juni 2013

Mental Health

KESEHATAN MENTAL : Tulisan 1

Penyesuaian diri dan Pertumbuhan

Manusia dalam hidupnya selalu berhadapan dengan tiga hal, sejak ia dilahirkan sampai meninggal. Tiga hal yang cukup akrab dikehidupan sehari-hari kita yaitu mengenal orang baru, lingkungan baru, dan penyesuaian diri; dari ketiga hal tersebut yang paling berpengaruh dan berinteraksi dengan hal lainnya yaitu penyesuaian diri. Manusia akan bertemu dengan lingkungan baru dan orang-orang baru yang membuatnya harus dapat menyesuaikan diri. pada awalnya manusia melakukan penyesuaian secara fisiologis dan dilanjutkan dengan penyesuaian yang terpenting yaitu secara psikologis.

Penyesuaian Diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment/self-adjustment. Penyesuaian diri (self-adjustment) adalah suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustasi, dan konflik dengan memperhatikan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup (Alexander Schneiders. 1964 : 51). Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).

Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.

Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.
Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baiksecara moral, sosial, maupun emosional.

Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.


Karakteristik Penyesuaian Diri Menurut Schneiders

1. Penyesuaian yang Normal (Well-Adjustment)

Penyesuaian diri yang normal adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan dengan ciri-ciri diantaranya : 
  • Absence of excessive emotionality (terhindar dari ekspresi emosi yang berlebihan, merugikan, atau kurang mampu mengontrol diri)
  • Absence of psychological mechanism (terhindar dari mekanisme-mekanisme psikologis)
  • Absence of the sense of personal frustration (terhindar dari perasaan frustasi, kecewa karena suatu kegagalan)
  • Rational deliberation and self-direction (memiliki pertimbangan dan pengarahan diri yang rasional)
  • Ability to learn (mampu belajar, mampu mengembangkan kualitas dirinya)
  • Utilization of past experience (mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu)
  • Realistic, objective attitude (bersikap objektif dan realistic mampu menerima kenyataan hidup yang dihadapi secara wajar) 
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk diantaranya :

  1. Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung
  2. Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
  3. Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba
  4. Penyesuaian dengan substitusi (mencari pengganti)
  5. Penyesuaian dengan menggali kemampuan diri
  6. Penyesuaian dengan belajar
  7. Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri
  8. Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat 

2. Penyesuaian yang Menyimpang (Maladjustment) 

Penyesuaian diri yang menyimpang merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dengan cara-cara yang tidak wajar atau bertentangan dengan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.Biasanya ditandai dengan berbagai bentuk perilaku yang tidak terarah, serba salah, emosional, agresif, dan sebagainya. Respon-respon penyesuaian diri yang abnormal adalah sebagai berikut :
  • Reaksi bertahan (defence reaction)
    Individu dikejar oleh tuntutan-tuntutan dari dalam dan dari luar dirinya yang tidak jarang mengancam rasa aman dari egonya, sehingga dilakukan defence mechanism. 
  • Reaksi menyerang (agresive reaction)
    Agresi adalah bentuk respon untuk mengurangi ketegangan dan frustasi dengan tingkah laku yang merusak, berkuasa atau mendominasi. 
  • Reaksi melarikan diri dari kenyataan (escape withdrawal reaction)
    Escape merefleksikan perasaan kejenuhan atau putus asa, sementara withdrawal mengindikasikan kecemasan atau ketakutan. 
  • Penyesuaian yang patologis (flight inti illness)
    Penyesuaian yang patologis berarti individu yang mengalaminya perlu mendapat perawatan khusus dan bersifat klinis. 
  • Tingkah laku anti-sosial (antisocial behavior)
    Tingkah laku anti-sosial merupakan tingkah laku yang bertentangan dengan norma masyarakat dan norma agama
  • Kecanduan dan ketergantungan alcohol dan obat terlarang
  • Penyimpangan seksual dan AIDS 
Untuk mencapai penyesuaian diri yang normal yang dibutuhkan adalah :
  1. Ketenangan jiwa
  2. Kemampuan bekerja
  3. Konsepsi tentang diri
  4. Menerima diri dan orang lain
  5. Membuat tujuan-tujuan nyata
  6. Kemampuan pengendalian diri dan memiliki rasa tanggung jawab
  7. Mampu membuat hubungan yang didasarkan atas saling mempercayai
  8. Kesanggupan berkorban dan memberikan pelayanan terhadap orang lain
  9. Perasaan bahagia

Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Pada penyesuaian diri ada dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial seperti yang akan di jelaskan di bawah ini.

1. Penyesuaian Pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Pada penyesuain ini seseorang menyadari siapa dirinya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan adanya perasaan yang tenang tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya dan dapat berdampak negative atau perilaku yang menyimpang.

2. Penyesuaian Sosial

Setiap iindividu hidup di dalam lingkup sosial. Di dalam lingkup sosial (masyarakat) terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum.
Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam poroses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial dengan cukup baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok.
kedua aspek tersebut merupakan dasar agar individu dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik tanpa adanya penyimpangan dan menaati norma yang berlaku dilingkungannya.


Pertumbuhan Personal 

Pertumbuhan adalah kemampuan untuk berkembang baik secara kuantitatif dan kualitatif terhadap dirinya dan lingkungan sekitarnya, kemampuan untuk mampu menyadari perasaan, keinginan, dan berempati pada orang lain.
Aspek-Aspek Pertumbuhan Personal menurut Carl Rogers
1. Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan
2. Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa terkecuali, dan
3. Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain


Daftar Pustaka

Schultz,Duane. 1991. psikologi pertumbuhan: model-model kepribadian sehat. yogyakarta : Kanisius 

http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/
http://repository.upi.edu/operator/upload/t_bk_0808228_chapter2.pdf
http://e.psikologi.com/

Oen Shiuli 

2PA01 

15511427 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar