Sabtu, 27 April 2013

KESEHATAN MENTAL : Tulisan 3

Koping (coping) stress


pengertian dan jenis-jenis coping

menurut Lazarus dan Folkman pada tahun 1984 (Cohen & lazarus, 1983,lazarus & folkman, 1984; sarafino, 1990; Taylor, 1991) mendefinisikan koping adalah :
"Suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari diri individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam mengahadapi situasi Stressful. "

jenis- jenis coping
Menurut lazarus dan folkman, ada 2 jenis strategi coping, yaitu:
  • problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress, dan dipaparkan para ahli bahwa aspek-aspek yang digunakan individu di bagi menjadi lima, sebagai berikut:

    a. Distancing , ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui, yaitu usaha untuk menghindar dari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang positif, dan seperti menganggap remeh/lelucon suatu masalah

    b. Planful Problem Solving, atau perencanaan, individu membentuk suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.

    c. Positive Reapraisal, yaitu usah untuk mencari makna positif dari permasalahan dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang melibatkan hal-hal religi.

    d. Self Control, merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.

    e. Escape, usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah, dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba, makan banyak dll
  • Emotion-Focused Coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Berikut adalah aspek-aspeknya:

    a. Self Control, merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.

    b. Seeking Social Support (For Emotional Reason), adalah suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadap masalahnya dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, bisa berupa simpati dan perhatian.

    c. Positive Reinterpretation, respon dari suatu individu dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah),

    d. Acceptance, berserah diri, individu menerima apa yang terjadi padanya atau pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang bisa dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.

    e. Denial (avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang ada pada dirinya.

    Hampir senada dengan penggolongan jenis coping seperti dikemukakan di atas, dalam literatur tentang coping juga dikenal dua strategi coping ,yaitu active & avoidant coping strategi (Lazarus mengkategorikan menjadi Direct Action & Palliative).

    • Active coping merupakan strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber stres,
  • Avoidant Coping merupakan strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri dari sumber stres dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stres.
  •         Jenis-jenis coping yang konstruktif dan positif :
    dari dua jenis coping dan bagiannya diatas, terdapat beberapa coping yang bersifat membangun dan sehat, yaitu :
    1. problem-solving focused coping
    2. Planful Problem Solving
    3. Positive Reapraisal
    4. Self Control
    5. Emotion-Focused Coping
    6. Positive Reinterpretation
    7. Avoidant Coping
    8. Active coping
      Dari berbagai jenis coping stress, tidak ada strategi yang dapat digunakan untuk semua situasi stress. tidak ada strategi coping yang paling berhasil, karena strategi yang paling efektif adalah strategi yang sesuai dengan jenis stres dan situasinya.
      dan cara terbaik untuk mengatasi stress adalah tetap berusaha mengarahkan diri kepada pikiran positif, berusaha berpikir jernih untuk memecahkan masalah yang ada dan mengambil makna dari masalah tersebut. untuk setiap masalah yang hadir, pasti juga ada solusi yang hadir.






    Daftar pustaka :






    Oen shiuli
    15511427
    1pa01




     



     

     

     



    KESEHATAN MENTAL : Tulisan 2

    PENGERTIAN STRES
    Stres secara umum dapat diartikan proses frustasi yang berkelanjutan atau panjang. Dalam hal ini ada satu ilmuan yang berkontribusi pada bidang stres tersebut, ialah Hans seyle pada tahun 1936 tentang 'General Adaptation Syndrome (GAS)'. menurutnya, ketika organisme berhadapan dengan stressor, ia akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha ini diatur oleh kelenjar adrenal yang menaikan aktifitas sistem saraf simpatetik. tanpa memperhatikan penyebab dari ancaman individu akan merespon dengan pola reaksi fisiologis yang sama. Selebihnya dengan mengurangi atau memperpanjang stres, sehingga akan melicinkan atau mematahkan sistem. meskipun banyak keterbatasan dan keberatan, sampai saat ini model yang dikembangkan oleh seyle menjadi dasar dalam membahas masalah stres.

    Definisi stress :
    "suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. "

    EFEK STRES MENURUT HANS SEYLE


    Hans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).
    *. Local Adaptation Syndrom (LAS)
    Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
    Karakteristik dari LAS :
    1. respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system
    2. respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
    3. respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
    4. respon bersifat restorative.
    Sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :
    a. Respon inflamasi
    respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :
    • fase pertama :
    adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.
    • Fase kedua :
    pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
    • Fase ketiga :
    Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.
    b. Respon refleks nyeri
    respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
    *. General Adaptation Syndrom (GAS)
    GAS merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.
    a. Fase Alarm ( Waspada)
    Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis "fight or flight" dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
    Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
    Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan " respons melawan atau menghindar ". Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
    b. Fase Resistance (Melawan)
    Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àatau normal, tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
    c. Fase Exhaustion (Kelelahan)
    Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
    Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.
     
    Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stres

    faktor individual

    Yaitu, stressor yang berasal dari dalam diri individu sendiri. stres juga akan muncul dalam diri seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik.

    Faktor sosial (social source of stress)
    Perubahan sosial dapat dilihat dari perubahan gaya hidup (life-style changes), nilai-nilai dan tradisi-tradisi lama yang telah bergeser. Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi aborsi, kebebasan homoseksual, pernikahan yang kemudian membuat keluarga, masyarakat dan pemerintahan terpengaruh untuk mengikuti perubahan-perubahan tersebut.
     
    Tipe-tipe stres
    • Tekanan
    Kita dapat mengalami tekanan dari dalam maupun luar diri, atau keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tetapi kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak di luar diri.
    • Konflik.
    Konflik terjadi ketika kita berada di bawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan-kekuatan yang berlawanan.
    Konflik menjauh-menjauh: individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai. Misalnya seorang pelajar yang sangat malas belajar, tetapi juga enggan mendapat nilai buruk, apalagi sampai tidak naik kelas.
    Konflik mendekat-mendekat. Individu terjerat pada dua pilihan yang sama-sama diinginkannya. Misalnya, ada suatu acara seminar sangat menarik untuk diikuti, tetapi pada saat sama juga ada film sangat menarik untuk ditonton.Konflik mendekat-menjauh. Terjadi ketika individu terjerat dalam situasi di mana ia tertarik sekaligus ingin menghindar dari situasi tertentu. Ini adalah bentuk konflik yang paling sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus lebih sulit diselesaikan. Misalnya ketika pasangan berpikir tentang apakah akan segera memiliki anak atau tidak. Memiliki anak sangat diinginkan karena pasangan dapat belajar menjadi orang dewasa yang sungguh-sungguh bertanggungjawab atas makhluk kecil yang sepenuhnya tak berdaya. Di sisi lain, ada tuntutan finansial, waktu, kemungkinan kehadiran anak akan mengganggu relasi suami-istri, dan lain sebagainya.
    • Frustrasi.
    Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
    • Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami frustrasi.
    • Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi.
    • Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.
    • kecemasan
    Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak menyenangkan à istilah "kuatir," "tegang," "prihatin," "takut"fisik à jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.
    Pendekatan problem solving terhadap stres
    Mekanisme Pertahanan Diri dan Strategi Coping

    1. Menghilangkan stres mekanisme pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah
    Menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566) penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
    a. Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
    b. Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.

    2. Strategi penanganan stres dengan mendekat dan menghindar (Santrock, 2003 : 567) :
    a. strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi penyebab stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung
    b. strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stres

    Menurut Ebata & Moos, 1994 (dalam Santrock, 2003 : 567) individu yang menggunakan strategi mendekat untuk menghadapi stres adalah remaja yang berusia lebih tua, lebih aktif, menilai stresor utama yang muncul sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan dan sebagai suatu tantangan, dan memiliki sumber daya sosial yang dapat digunakan. Sedangkan, individu yang menggunakan strategi menghindar mudah merasa tertekan dan mengalami stres, memiliki stresor yang lebih kronis, dan telah mengalami kejadian-kejadian yang lebih negatif dalam kehidupannya selama tahun sebelumnya.

    3. Berpikir positif dan self-efficacy
    Menurut Bandura (dalam Santrock, 2003 : 567) self-efficacy adalah sikap optimis yang memberikan perasaan dapat mengendalikan lingkungannya sendiri.

    Menurut model realitas kenyataan dan khayalan diri yang dikemukan oleh Baumeister, individu dengan penyesuaian diri yang terbaik seringkali memiliki khayalan tentang diri mereka sendiri yang sedikit di atas rata-rata. Memiliki pendapat yang terlalu dibesar-besarkan mengenai diri sendiri atau berpikir terlalu negatif mengenai diri sendiri dapat mengakibatkan konsekuensi yang negatif. Bagi beberapa orang, melihat segala sesuatu dengan terlalu cermat dapat mengakibatkan merasa tertekan. Secara keseluruhan, dalam kebanyakan situasi, orientasi yang berdasar pada kenyataan atau khayalan yang sedikit di atas rata-rata dapat menjadi yang paling efektif (dalam Santrock, 2003 : 568).

    4. Sistem dukungan
    Menurut East, Gottlieb, O’Brien, Seiffge-Krenke, Youniss & Smollar (dalam Santrock, 2003 : 568), keterikatan yang dekat dan positif dengan orang lain – terutama dengan keluarga dan teman – secara konsisten ditemukan sebagai pertahanan yang baik terhadap stres.

    5. Berbagai strategi penanganan stres
    Dalam penanganan stres dapat menggunakan berbagai strategi coping, karena stres juga disebabkan tidak hanya oleh satu faktor, melainkan oleh berbagai faktor (Susman, 1991 dalam Santrock, 2003 : 569).

    Problem Solving Terhadap Stress
    Kita mengalahkan stress dengan cara menyelesaikan problem stressor (hal yang membuat stress itu). Misalnya, kita stress karena menderita suatu penyakit, maka kita menyelesaikan masalah dengan berobat sehingga penyakit kita bisa sembuh. Atau bisa juga dengan mengusahakan agar kita bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang terjadi (bila situasinya sendiri tidak bisa dirubah).
     
     
    Daftar pustaka :
     

    Sutherland, v.j & cooper, c.l . 1990. understanding stress : A psychological for health profesionals. London : Chapman and Hall.
    Fisher,S & Reason, J .Handbook of life stress, cognition and health. New York : John willey and sons.



    oen shiuli
    15511427
    2pa01
     

    KESEHATAN MENTAL : Tulisan 1


    Teori kepribadian sehat

    Apakah itu kepribadian sehat? apakah sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian sehat? Bagaimanakah tingkah laku, pikiran serta perasaan orang ini? Dapatkah anda atau saya menjadi pribadi yang sehat?
    pertanyaan-pertanyaan ini terus-menerus ditanyakan bukan hanya oleh ahli-ahli psikologi tetapi juga berjuta-juta orang lain. Karena itu disini saya akan membahas beberapa teori kepribadian sehat menurut para ahlinya, diantaranya yaitu Allport, Rogers, Maslow, dan Fromm.
    1. Gordon Allport (1897-1967) : Orang yang matang

    Allport mencoba menjelaskan teori kepribadian sehat menurutnya.
    Allport melihat individu adalah positif, penuh harapan, dan menyangjung- nyangjung. Menurutnya orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh hantu yang jauh ada didalam diri mereka. Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga. Orang-orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau, tetapi individu dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa yang akan datang, tidak mundur lagi ke peristiwa masa kanak-kanak atau lampau. segi pandangan yang sehat itu memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak. Teori dari allport ini memang berorientasi lebih pada kesehatan.
    Didalam diri pribadi yang sehat terdapat motivasi begitulah menurut allport,motivasi dari segi sentral kepribadian kita adalah intensi-intensi sadar kita yaitu, individu memiliki harapan, aspirasi, dan impian-impian. Tujuan-tujuan tersebut mendorong pribadi yang sehat dan matang, memberi petunjuk yang paling baik untuk memahami tingkah laku sekarang. Allport menulis "Memiliki tujuan-tujuan jangka panjang yang dilihat sebagi pusat dari kehidupan pribadi seseorang, membedakan manusia dari binatang, orang dewasa dari anak-anak, dan dalam banyak hal kepribadian yang sehat dari kepribadian yang sakit. "
    Orang yang sehat didorong kedepan oleh suatu visi masa depan dan visi itu (dengan tujuan-tujuannya yang khusus) mempersatukan kepribadian dan membawa orang itu kepada tingkat tegangan yang bertambah. seperti halnya dari konsepsi kepribadian sehat yang mungkin kelihatan paradoks, yaitu "tujuan-tujuan yang dicita-citakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai."
    Allport mencoba mengemukakan meskipun subtujuan-subtujuan yang dekat dapat dicapai, namun tujuan terakhir tidak dapat dicapai. karena orang dengan kepribadian yang sehat selalu menginginkan sesuatu yang baru, jika tujuannya tercapai, ia akan segera merencanakan tujuan yang baru, seperti halya pepaah mengatakan "semakin banyak anda mendapat, semakin banyak juga anda menginginkan". tujuan terakhir umumnuya menarik orang dari satu subtujuan ke subtujuan yang lain, tetapi tetap tidak dapat dijangkau, seperti halangan yang tidak dapat diatasi. individu yang sehat memang selalu harus memiliki motivasi namun dalam hal pencapaian tujuan, sering kali ada hambatan pada tujuan akhirnya ari subtujuan-subtujuan terdekat yang mereka telah capai.
    Teori Allport tentang dorongan kepribadian yang sehat memasukan juga "prinsip penguasaan dan kemampuan" (principle of mastery and competence) yang berpendapat bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak cukup puas dengan melaksanakan dan mencapai tingkat yang sedang dan hanya memadai. mereka didorong melakukan sedapat mungkin, untuk mencapai tingkat penguasaan dan kemampuan yang tinggi dalam usaha memuaskan motif-motif mereka. 

    CIRI - CIRI KEPRIBADIAN YANG MATANG
    Menurut Allport terdapat tujuh kriteria atau ciri-ciri kepribadian yang matang. tujuh kriteria ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.

    Perluasan perasaan diri

    Ketika diri berkembang maka ia meluas menjangkau banyak orang dan benda. Dengan kata lain, orang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian diluar diri. Akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar diri, seperti pekerjaan. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini "partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia". Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas. menurut allport, aktivitas individu harus relevan dan penting bagi diri, dengan begitu, semakin ia terpacu dengan aktivitas atau orang atau ide, ia akan terlibat secara penuh dan hal ini akan membuat individu semakin sehat secara psikologis. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang penuh arti dan aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.

    Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain
    Allport membedakannya menjadi dua macam : kapasitas untuk keintiman(intimacy) dan kapasitas untuk perasaan terharu.
    kapasitas intimacy :
    orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan intimacy (cinta) dengan orang tua, anak, partner, teman akrab. yang dihasilkan dari kapasitas intimacy adalah perasaan perluasan diri yang berkembang dengan baik.
    perasaan terharu :
    orang yang memiliki kapasitas untuk memahami tentang kondisi dasar manusia (kesakitan, penderitaan, ketakutan, kegagalan) dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. memiliki empati, dan sabar dengan tingkah laku orang lain, tidak menghakimi.

    Keamanan Emosional
    kepribadian yang sehat mampu mengontrol emosi-emosi mereka; mengarahkannya kembali manjadi konstruktif. kualitas dari keamanan emosional menurut allport yaitu " sabar terhadap kekecewaan" dalam arti individu yang sehat mampu mengatasi segala kemunduran dan halangan dengan mencari cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuannya.

    Persepsi Realistis
    orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. pribadi menerima realitas sebagaimana adanya.

    Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
    keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu-suatu tingkat kemampuan. pribadi yang sehat memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang memberikan arti dan perasaan continuitas dalam hidup. tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan penting dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan.

    Pemahaman diri
    Individu yang sehat memiliki kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak hanya sekedar menikmati dan tertawa tetapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

    Filsafat hidup yang mempersatukan
    ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Orang yang sehat melihat ke depan, di dorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. perasaan akan tujuan, tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai sendi kehidupan dan memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka.


    2. Carl Rogers (1902 - 1987) : Orang yang berfungsi sepenuhnya
    disini kita akan membahas bagaimana Rogers dan pendapatnya mengenai perkembangan kepribadian. Rogers menciptakan suatu metode terapi yaitu "client centered therapy" yang menempatkan tanggung jawab utama pada perubahan kepribadian client. menurut rogers kepribadian yang sehat adalah pribadi yang dibimbing oleh persepsi sadar mereka tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitar mereka bukan dengan kekuatan yang tak sadar yang tidak dapat mereka kontrol. pada pengalaman sadarnya sendiri, pengalaman itu akan memberikan kerangka intelektual dan emosional dimana kepribadian terus menerus akan tumbuh dan berkembang. Rogers mengemukan pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang, namun yang lebih ditekankan oleh rogers adalah pada masa sekarang, karena tidak tidak selamanya mempelajari kesadaran perkembangan kepribadian kita dari kesadaran masa lampau.
    Rogers meyakini ada proses bertumbuh dan berkembang pada individu secara alami mendorong proses organisme menjadi semakin kompleks, otonom, sosial,dan semakin menuju tahap aktualisasi diri.
    self ini berkembang secara utuh keseluruhan diikuti dengan penerimaan diri secara positif dan penyaringan tingkah laku yang tidak sesuai dengan struktur self tsb.
    Rogers menggambarkan 5 ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya sebagai berikut :

    1) terbuka untuk mengalami (openess to experience);

    2) hidup menjadi (existential living);

    3) keyakinan organismik (organismic trusting);

    4) pengalaman kebebasan (experiental freedom);

    5) kreativitas (creativity)
      3. Abraham Maslow (1909 - 1970) : Orang yang mengaktualisasikan diri
      Teori Kepribadian yang sehat menurut Maslow adalah pribadi yang mampu mengaktualisasikan diri. Tujuan yang menantang dari Maslow adalah mempelajari berapa banyak potensi yang kita miliki untuk pengembangan dan pengungkapan manusia yang penuh. Dia percaya Untuk menyelidiki kesehatan psikologis dan mengetahui kepribadian sehat, satu-satunya tipe orang yang dipelajari adalah orang yang sangat sehat. Maslow mengemukakan bahwa kita harus mempelajari contoh-contoh yang paling baik, paling hebat, dan paling matang dari manusia. Maslow memberikan analogi dari teori atau konsepsi kepribadian sehat menurutnya. Apabila kita ingin mengetahui berapa cepatnya manusia dapat berlari, maka kita tidak mempelajari seorang pelari dengan pergelangan kaki yang patah atau seorang pelari yang sedang siap-siap saja, melainkan kita mempelajri pemenang medali emas olympiade,itulah yang paling baik. dengan cara tersebut kita dapat mengetahui seberapa cepat manusia berlari. Demikian juga, dengan mempelajari kepribadian-kepribadian yang paling sehat, kita dpat menemukan berapa jauhnya kita dapat merentangkan dan mengembangkan kapasitas-kapsitas kita. Maslow melakukan penelitian terhadap beberapa orang yang dia anggap memiliki kepribadian sehat yang unggul dan akhirnya menghasilkan penemuan dan menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan-kebutuhan instinktif. Kebutuhan-kebutuhan universal ini mendorong untuk tumbuh dan berkembang, mengaktualisasikan diri kita, untuk menjadi semuanya sejauh kemampuan kita. jadi, Potensi untuk pertumbuhan dan kesehatan psikologis ada sejak lahir. Apakah potensi kita dipenuhi tau diaktualisasikan tergantung pada kekuatan-kekuatan individual dan sosial yang memajukan atua menghambat aktualisasi diri. Dalam pandangan Humanistik, manusia memiliki potensi lebih banyak daripada apa yang mereka capai. Maslow berpendapat bahwa apabila kita dapat melepaskan semua potensi itu, maka kita semua dapat mencapai keadaan eksistensi yang ideal yang ditemukannya dalam orang-orangnya yang mengaktualisasikan diri.

      Dorongan Kepribadian yang sehat
      Semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir, yang disusun dalam satu tingkat, dari yang paling kuat sampai yang paling lemah.kita dapat berpikir tingkat kebutuhan Maslow seperti suatu tangga, dimana kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama, sebelum naik ke tangga berikutnya. Dengan cara yang sama juga kebutuhan yang paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya, sampai muncul kebutuhan yang keliama yaitu aktualisasi diri. Dari penjelasan tersebut. Jadi, prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah memuaskan empat kebutuhan yang berada pada tingkat yang lebih rendah. :
      1. Kebutuhan fisiologis
      2. kebutuhan akan rasa aman
      3. kebutuhan akan memiliki dan cinta
      4. kebutuhan akan penghargaan
      kebutuhan-kebutuhan tersebut harus terpenuhi sekurang-kurangnya sebagian dari dalam urutan ini, sebelum timbul kebutuhan aktualisasi diri. dorongan tersebut muncul secara bertahap pada waktu yang berbeda, namun pasti harus terpenuhi secara keseluruhan untuk mencapai tahap terkuat yaitu aktualisasi diri sebagai kepribadian yang sehat, karena seseorang tidak dapat mengaktualisasikan diri sampai setiap tingkat yang lebih rendah dipuaskan.
      apabila semua kebutuhan sudah terpenuhi, maka kita didorong oleh kebutuhan yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri, didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita.
      Sifat-sifat pengaktualisasian dri dari Maslow adalah sifat-sifat yang diinginkan dan diharapkan untuk dimiliki semua orang yang sehat. Cita-cita itu tampaknya perlu dikembangkan.
      4. Erich Fromm
      CIRI-CIRI KEPRIBADIAN SEHAT
  • Hubungan
    Manusia menyadari hilangnya ikatan utama dengan alam satu sama lain. menurut fromm individu disini memiliki kebutuhan akan hubungan atau bersatu dengan orang lain sebagai kompensasi atas hilangnya ikatan dengan alam. Pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang-orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. Namun, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi; tingkah laku irasional, bahkan penyakit jiwa merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan dalam pemuasan kebutuhan ini.
    ada beberapa cara untuk memuaskan kebutuhan ini, yaitu yang bersifat destruktif (tidak sehat) atau konstruktif (sehat). namun cara-cara ini dinilai kurang tepat menurut fromm karena mengakibatkan ketergantungan akan orang lain pada individu dan dapat menghilangkan kebebasan dan integritas diri individu. Karena itu cara yang tepat adalah Cinta. Fromm disini mendefinisikan cinta dengan pengertian yang luas dan lebih universal pada sekitar, solidaritas dengan semua orang dan mencintai mereka, bukan yang bersifat pengertian erotis. Dengan cara-cara yang sehat untuk berhubungan dengan dunia melalui cinta ini, individu dapat memuaskan kebutuhan akan keamanan juga menimbulkan suatu perasaan integritas dan individualis.
  • Transendensi
    Erat berhubungan dengan kebutuhan akan hubungan ialah kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan (anak-anak,ide-ide, kesenian, atau barang-barang material) manusia mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental. Dengan demikian mencapai suatu perasaan yang dimaksud dan kebebasan.
    menciptakan adalah cara ideal yang sehat untuk melebihi keadaan yang pasif yang tidak dapat diterima oleh manusia karena kemampuan berfikirnya dan daya khayalnya. Dengan hal tersebut manusia harus kreatif, karena dengan dirinya kreatif maka ia akan bisa memuaskan kebutuhan transedensi dan ini potensi utama yang menyebabkan kesehatan psikologis.
  • Berakar
    menurut fromm hakikat dan kondisi dari manusia -kesepian dan tidak berarti-timbul dari pemutusan ikatan-ikatan utama dengan alam. tanpa akar-akar ini orang tak berdaya, jelas kondisi yang amat berat. karena itu manusia harus memenuhi kebutuhan akan keberakaran, cara yang ideal adalah membangun suatu perasaan persaudaran dengan yang lainnya, perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. karena dengan perasaan tersebut, orang-orang dapat terkoneksi dan berhubungan dengan dunia, yang akhirnya dapat memuaskan kebutuhan berakar.
  • Perasaan Identitas
    manusia juga membutuhkan perasaan identitas sebagai indvidu yang unik, suatu identitas yang menempatkan terpisah dari orang lain dalam hal perasaannya tentang dia, siapa, dan apa.
    Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan ini dengan individualitas, proses dimana seseorang mencapai suatu perasaan tertentu tentang identitas diri. Orang-orang dengan perasaan individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh orang lain.
  • Kerangka Orientasi
    dasar yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang utnuk mengembangkan suatu gambaran realitis dan objektif tentang dunia. Terkandung dalam hal ini adalah kapasitas untuk melihat dunia (termasuk diri) secara objektif, untuk menggambarkan dunia dengan tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa subjektif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan orang sendiri.
    Fromm sangat mementingkan persepsi objektif tentang kenyataan, semakin objketif persepsi kita, semakin jutga kita berhubungan dengan kenyataan; jadi semakin matang dan tangkas juga kita dalam menangani dunia luar. Pikiran harus dikembangkan dan diterapkan dalam semua segi kehidupan.

     







  • Daftar  pustaka :

    Koeswara, E.(2001)Teori-teori Kepribadian. Bandung Eresco

    Schultz,Duane. 1991. psikologi pertumbuhan: model-model kepribadian sehat. yogyakarta : Kanisius
     




    oen shiuli
    15511427
    2pa01