Minggu, 09 Juni 2013

Mental Health

KESEHATAN MENTAL : Tulisan 3


Cinta dan Perkawinan

Deskripsi Cinta & Perkawinan

Setiap individu di seluruh dunia pasti pernah merasakan cinta, dan ingin mempunyai partner sebagai pendamping hidupnya yang menemani dikeseharian. Melalui step by step atau tahap pertahap cinta dapat hadir, sampai akhirnya membawa pada hal yang manis yaitu perkawinan (marriage). Cinta itu berbagai macam, mulai dari cinta universal, cinta romantic, dan cinta yang bersifat cinta kasih kepada sesama. Cinta dan perkawinan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena perkawinan akan kuat ketika dilandasi oleh cinta (dalam Lubis, 2002). untuk merasakan dan memahami semua itu, kita juga perlu mengerti dan memahami seperti apa deskripsi cinta dan perkawinan tersebut, untuk itu disini saya akan membahasnya.
Deskripsi Cinta memang beragam begitu pula dengan perkawinan, disini saya akan menuliskan beberapa deskripsinya. 

Deskripsi cinta :

  1. Hartfield mendeskripsikan cinta secara umum dengan membedakan antara companionate love dan passionate love (Hartfield, 1988; Hardfield & Rapson, 1993; Hardfild & Walster, 1978). 
  • Companionate love adalah keintiman dan afeksi yang dirasakan seseorang ketika ia sangat peduli terhadap seseorang yang lain, tetapi tidak mengalami gairah atau bangkitan fisiologis (arousal) saat kehadiran orang lain tsb.
  • Passionate love adalah kerinduan yang sangat kuat yang dirasakan seseorang, disertai arousal; bila cinta itu berbalas maka ada rasa kepenuhan yang sangat besar, tetapi bila tak berbalas maka terjadi rasa sedih dan putus asa.

    2. Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.   Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menurut perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Deskripsi Perkawinan :

  • Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pibadi yang membentukhubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
  • Secara hukum, dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1/1974, bab I, pasal 1 bahwa “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.


Bagaimana memilih pasangan

Banyak sekali kriteria dalam memilih pasangan mulai dari harus baik, cocok dan lain sebagainya. Berikut ini merupakan cara memilih pasangan berdasarkan tiga kriteria dasarnya yaitu :

  • COCOK JADI ANAK DARI ORANG TUA KITA
  • COCOK JADI AYAH / IBU DARI ANAK-ANAK KITA KELAK
  • COCOK JADI SUAMI / ISTRI KITA
Dan berikut ini mari kita lihat penjelasannya..

  • Cocok Jadi Anak Dari Orang Tua Kita
orang tua ditempatkan di kriteria pertama, karena pada umumnya pasti masing-masing dari kita menginginkan agar pasangan kita dapat cocok dan akur dengan kedua orang tua kita. bisa masuk kedalam keluarga pasangan.

  • Cocok Jadi Ayah / Ibu Dari Anak-anak Kita Kelak
Dan ini adalah kriteria kedua yang saya letakkan. Orang tua harus perhatian kepada anak entah itu masalah pendidikannya (baik pendidikan agama ataupun formal), kesehatannya, keperluannya, dan lain-lain. karena itu adalah dasar yang menjadi pedoman untuk pembentukan pribadi anak dan konsep diri yang baik.

  • Cocok Jadi Suami / Istri kita
Ini adalah kriteria yang terakhir. Kriteria ini ditempatkan dari dua terakhir karena kriteria ini relatif lebih mudah dibanding kedua kriteria diatas. lebih mudah ditemukan sesuai dengan pribadi masing-masing individunya dalam mencari pasangan.



Seluk-beluk hubungan dalam perkawinan


Simak dulu pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti. Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya.

Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.

Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.

Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.

Tahap keempat : Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.

Tahap kelima : Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.

Lebih lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Ketika pasangan (suami/istri) kedapatan beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah ini sebuah ladang amal sabar. Ketika keadaannya seperti itu tadi, yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah menunjukan sikap yang lebih baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan untuknya, karena tidak selesai hanya berharap saja dia harus lebih baik dari Anda, tetapi kita harus melakukan sesuatu untuk menjadi jalan perubahan untuknya. Karena bisa jadi begini, sekarang memang pasangan Anda belum baik, tapi yakin lah bahwa suatu saat dia akan lebih baik dari Anda, kontribusi motivasi dari Anda diperlukan juga untuknya.

Terjadinya sebuah Ikatan tali pernikahan, tidak berarti semuanya menjadi serba cocok, serba lancar dan jauh dari Masalah. Tidaklah begitu adanya, ada baiknya kita perlu berfikir begini: "dia bukan aku dan aku bukan dia, aku adalah aku begitu pun dia! tapi aku adalah bagian dari dia dan dia bagian dari aku. Karena aku Mencintainya, jadi aku harus bisa memakluminya dan berusaha untuk terus bersikap baik, lebih baik darinya hingga sikapku bisa menjadi contoh kebaikan untuknya."



penyesuaian dan Pertumbuhan dalam perkawinan


Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak dikukur dari ketergantungan pasangan. perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. dan perubahan dalam perkawinan sering kali tidak sederhana. Perubahan dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antar keluarga dua pihak. Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. dalam kondisi perkawinan seperti itu, tentu saja sulit mendapatkan keharmonisan dalam keluarga. pada dasarnya diperlukan sebuah penyesuaian dalam perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya berharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian. banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dari sebuah hubungan, bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya tak semua pasangan dapat mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.


Perceraian & pernikahan kembali

Dalam pernikahan biasanya selalu ada rintangan yang berupa masalah, banyak hal yang dapat menyebabkan masalah terjadi dan bukan tidak mungkin jika akhirnya berujung pada keputusan yang pahit yaitu perceraian. Ada yang memutuskan tetap menjadi single parent setelah bercerai dan ada yang memutuskan untuk menikah kembali, berharap dengan orang yang baru dapat membangun rumah tangga dan keluarga yang lebih baik. namun pada kenyataannya, kebanyakan orang menikah kembali setelah bercerai juga merupakan keputusan yang membingungkan untuk diambil karena umumnya orang akan menghindari untuk jatuh kedua kalinya pada kesalahan yang sama pada perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya tidak percaya diri dalam memimpin pernikahan karena dihantui oleh kegagalan masa lalu yang menjadi keragu-raguan untuk mengambil keputusan. apa yang mempengaruhi peluang menikah kembali setelah bercerai? jawabannya adalah ada banyak faktor. mulai dari kebutuhan personal untuk mempunyai pendamping hidup, status sosial, ekonomi, pendidikan, materi dan lain sebagainya.

Sebagai manusia kita memang memiliki daya tarik dan ketertarikan yang tinggi akan sesuatu yang baru, namun seiring waktu hal itu akan menghilang dan sifatnya akan mengikis karena daya tarik tersebut umumnya tergantung pada periode, jadi daya tarik itu pada akhirnya dapat berubah jadi hal yang biasa yang dapat mengakibatkan kejenuhan pada pernikahan, hal itulah yang dapat menjadi bibit perusak pada pernikahan.
Esensi dari pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan adalah lebih penting untuk diusahakan bersama.


Artikel :


Kasus perceraian Brad pitt dan Jennifer Aniston.

Selama berbulan-bulan, Jennifer Aniston dan Brad Pitt selalu tetap tutup mulut tentang penyebab perceraian mereka, membiarkan media berspekulasi sendiri. Tetapi sekarang, saat detail perceraian dalam proses penyelesaian, Jennifer mengungkapkan ungeg-unegnya tentang penyebab perpisahan mereka. Mantan bintang FRIENDS ini mengaku bahwa perkawinan yang bagai kisah dongeng dengan Brad membuatnya merasa tak aman. Bintang berusia 36 tahun ini mengatakan: "Perkawinan membawa berbagai macam hal yang saya dorong jadi api ketakutan, kecurigaan, ragu-ragu, dan kegelisahan."

"Brad adalah orang yang paling baik yang pernah saya kenal dan yang paling manis di planet ini.Dia menolong anda dengan kursi anda saat di restoran dan membuka pintu mobil untuk anda. Dia seorang gentleman dan menenerima saya dengan seluruh omong kosong dan gangguan fungsi saya dan kegelisahan serta segala kegoyahan .Tetapi dia mengatakan dia selalu merasa rendah diri dari bintang TROY ini dan hal ini membuat hubungan mereka berubah jadi "kasar dan buruk". Meskipun ada gosip yang mangatakan bahwa dia lebih mementingkan karirnya dari pada memulai membentuk keluarga dengan Brad, Jennifer mengatakan betapa dia merindukan memiliki anak, mengatakan: "Seorang bayi begitu ajaib yang saya ingin miliki setidaknya satu untuk diri saya sendiri." Brad sendiri baru-baru ini mengatakan bahwa cintanya tidak pernah cukup bagi Jennifer. Dia dikutip mengatakan: "Ini berubah jadi mimpi buruk. Sewaktu sesuatu yang begitu bagus berubah jadi begitu buruk, sangat ganjil. Jennifer menolak untuk menyelesaikan masalahnya dan dia mempunyai ketidaksanggupan untuk membiarkannya berlalu, selalu mengenang yang baik. Saya bukanlah orang yang jahat."


Pembahasan :

seperti yang telah dibahas diatas banyak faktor yang berujung pada retaknya hubungan perkawinan dan berujung pada perceraian, seperti kasus jennifer dan pitt yang menjadi gambaran bagi kita semua bahwa pernikahan tidak selalu seperti dongeng pada film cinderlella dimana semuanya berakhir happy ending, pernikahan tersebut sejatinya merupakan penyatuan dari dua orang yang berbeda latar belakang dan prinsip, visi misi mereka dan segala sifatnya hal ini harus dapat diterima satu sama lain dan harus bisa saling pengertian untuk menjaga pernikahannya tetap utuh.





Daftar pustaka :


  • Hand out Psi Sosial II: KETERATARIKAN INTERPERSONAL/ MM. Nilam Widyarini
           ( BAB 10. DAYA TARIK INTERPERSONAL.pdf ) 
  • Aronson, E., Wilson. T.D., & Akert, R.M. (2007). Social Psychology (6th edition). Singapore: Pearson Prentice Hall.
  • Lubis, Yati Utoyo (2002, April). Aspek psikologis dari poligami: Telaah kasuistik.
          Makalah seminar.
  • PsikologiPerkawinan-Liche.pdf




Oen Shiuli 

2PA01

15511427

Tidak ada komentar:

Posting Komentar